Minggu, 03 Mei 2009

Obat Wajib Apotek

TAHUKAH KAMU??? - Memang, self-medication atau upaya pengobatan oleh si penderita atau keluarganya, merupakan kebiasaan tua yang sudah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak dahulu. Namun sekarang, dalam dunia kedokteran yang demikian canggih, dengan ragam penyakit semakin banyak dan ribuan jenis obat bersifat spesifik dan luar biasa kuatnya sehingga hanya boleh digunakan di bawah pengawasan dokter, self-medication tetap punya tempat khusus.

Bahkan karena orang mulai mempertimbangkan cost-effectiveness setiap tindakan, kedudukan pengobatan sendiri justru semakin kokoh. Oleh karena itu sangatlah bijaksana kalau setiap rumah tangga melengkapi dengan kotak obat yang bukan sekadar kotak P3K. Di dalamnya seyogianya terdapat obat dan alat kesehatan untuk keperluan self-medication.

Obat dasar dan obat wajib apotik

Isi kotak obat rumah tangga (KORT) tentu saja bergantung pada komposisi keluarga. Keluarga muda, yang terdiri atas sepasang suami istri muda dan seorang anak balita, isi kotak obatnya akan berbeda dengan keluarga yang terdiri atas suami istri paruh baya dan anak-anak yang berangkat dewasa. Juga berbeda dengan KORT untuk pasangan lanjut usia.

Walaupun demikian, ada obat yang merupakan kebutuhan orang pada umumnya. Sebutannya, obat dasar. Obat tersebut untuk mengatasi kecelakaan di rumah tangga (tersayat, jatuh, terkilir, terbakar atau tersiram air mendidih, digigit serangga, dsb.), keluhan dan gejala fisik yang remeh tetapi mengganggu (demam, sakit kepala, pilek, batuk, pegal otot), serta keluhan dan gejala fisik yang berpotensi membahayakan (diare pada manula maupun balita, dan kejang demam pada anak balita). Obat dasar biasanya juga disertai dengan alat kesehatan.

Selebihnya, KORT harus berisi obat khusus untuk penyakit yang diderita oleh salah satu anggota keluarga, yang mungkin bersifat kambuhan macam mimisan, asma bronkiale, alergi makanan/obat, penyakit jantung koroner, nyeri haid, kejang, gastritis, sembelit, dan gangguan tidur. Tentu saja, obat-obat ini kita peroleh dengan bantuan dokter keluarga, sebab sebagian besar obat-obatnya merupakan obat keras yang hanya digunakan di bawah pengawasan dokter.

Obat dasar, yang harus ada dalam KORT, umumnya adalah obat yang bersifat simtomatik, menghilangkan gejala. Sebagai obat bebas terbatas, obat-obat ini dijual bebas tetapi penggunaannya dibatasi oleh tata cara dan dosis tertentu. Oleh karena itu jangan lupa membaca aturan pakai dan peringatan pada kemasan atau pada lembar sisip dalam kemasan, serta mematuhinya. Sayangnya, informasi tersebut tidak selengkap patient package insert (PPI) yang dikenal di negara Barat.

Obat dasar tadi meliputi:

§ Obat luka & luka bakar. Di dalamnya termasuk obat merah, yakni antiseptik yang dijual tanpa merek, atau yang tersedia dalam botol kecil maupun besar dengan merek. Juga, perubalsam atau salef levertran untuk luka bakar ringan. Tetapi tindakan pertama untuk luka bakar ringan yang harus dilakukan adalah pendinginan dengan es atau rendaman air dingin supaya panas segera didinginkan dari luar dan tidak “membakar” jaringan lebih dalam.

§ Obat pereda nyeri dan demam (analgesik dan antipiretik. Dalam kelompok ini adalah obat-obat yang mengandung parasetamol (nama lainnya: asetaminofen) macam Panadol atau Biogesic. Dalam bentuk kombinasi, parasetamol juga terdapat dalam Oskadon dan Neozep, misalnya. Pereda nyeri dan demam yang baik lainnya adalah asam asetilsalisilat, atau asetosal. Bahan tersebut terkandung dalam puluhan produk lainnya (seperti Aspirin, Naspro). Analgesik-antipiretik biasanya tersedia juga dalam bentuk sirup atau tetesan untuk pasien anak-anak, misalnya Tempra, Bodrexin, Termorex. Beberapa obat lebih bersifat analgesik dan tidak bekhasiat antipiretik sehingga bukan obat tepat untuk demam, misalnya asam mefenamat (dalam Ponstan), ibuprofen (dalam Axalan, Ibufen). Obat-obat ini baik sekali untuk menghilangkan nyeri otot dan sendi, atau nyeri haid.

§ Obat flu. Kelompok ini merupakan obat kombinasi yang selalu mengandung analgesik-antipiretik, tetapi berbeda dengan kelompok di atas. Obat flu biasanya mengandung zat aktif lain untuk mengurangi produksi lendir atau mengatasi hidung tumpat (decongestant). Fenilpropanolamin (PPA) dan pseudoefedrin adalah contoh dekongestan. Beberapa antiflu juga mengandung antialergi, penekan batuk (antitusif), atau pemacu batuk (ekspektoran), karena gejala flu memang bermacam-macam. Kita dapat memilih jenis antiflu yang cocok dengan gejala yang sering muncul ketika terserang flu. Sekali lagi jangan lupa membaca lembar sisip (PPI) produk karena kelompok obat ini merupakan obat bebas terbatas.

§ Obat gosok. Kelompok ini sudah lama dikenal sebagai obat untuk menghangatkan atau mendinginkan tubuh. Juga dapat mengatasi gatal atau sakit akibat gigitan serangga. Di dalamnya termasuk minyak atsiri (seperti minyak kayu putih, minyak sereh, atau minyak cengkeh), yang biasanya menghangatkan tubuh sehingga dapat membantu mengatasi perut kembung. Vaporub tertentu ternyata juga mengandung minyak kayu putih. Sementara itu, berbagai balsem atau salef sebenarnya mengandung metilsalisilat atau analgesik lainnya. Hanya saja, tambahan mentol dan kamfer membuat obat gosok ini mula-mula menimbulkan rasa dingin sehingga setelah diurutkan, bagian tubuh tersebut harus ditutup. Uap yang ditimbulkan oleh obat-obat ini akan terhirup dan memberikan juga rasa hangat dan lega di saluran napas.

§ Garam oralit. Obat ini diperlukan oleh anak-anak dan orang dewasa yang mengalami mencret-mencret. Sebenarnya diare merupakan cara tubuh untuk mengeluarkan sesuatu yang tidak dapat diterima oleh usus, misalnya makanan busuk atau racun yang dilepas oleh virus dan kuman. Sayangnya, orang dewasa sering melupakannya, bila mencret-mencret. Dalam keadaan lemas bukannya oralit yang diminum, tetapi obat diare. Tampaknya, konsep tentang manfaat diare belum dipahami oleh masyarakat, sehingga orang sering ingin buru-buru menghentikan diare.

Selain obat dasar, KORT sebaiknya juga berisi bahan atau alat kesehatan. Di antaranya, plester, pembalut, kasa, kapas, dan gunting. Plester dapat dibedakan atas plester biasa dan plester obat (misalnya Hansaplast atau Band Aid) yang berguna untuk mengobati luka kecil. Untuk luka lebih luas sebaiknya digunakan potongan kecil kasa steril yang dikemas dalam kotak. Pembalut biasa umumnya dijual dalam gulungan yang lebarnya macam-macam. Gunting yang disiapkan dalam KORT sebaiknya tidak terlalu kecil.

KORT bisa pula diisi dengan obat wajib apotik, yaitu obat keras yang bila diperlukan dapat diperoleh di apotik walaupun tanpa resep. Apotik bahkan wajib memberikannya kepada konsumen yang membutuhkan dan wajib memberikan penjelasan seperlunya. Apotik hanya boleh memberikannya dalam jumlah terbatas dan tenaga apoteker atau asistennya harus memberikan informasi tentang penggunaannya. Obat-obat yang masuk dalam kelompok ini ditetapkan oleh pemerintah pada tahun 1990. Tiga tahun kemudian daftar obat ini menjadi lebih panjang lagi. Ini menunjukkan betapa pentingnya kedudukan pengobatan sendiri. Ya, self-medication harus dijalankan dengan benar barulah bermanfaat, kalau tidak, bisa jadi mudarat yang datang.

Obat yang tergolong dalam obat wajib apotik antara lain:

§ Kontrasepsi

§ Obat saluran cerna: obat “maag”, obat mules, obat mual dan kembung, obat radang usus, juga obat cacing

§ Obat batuk dan asma dalam bentuk tablet maupun obat hirup

§ Obat kulit untuk infeksi kuman, jamur, eksim

§ Obat-obat antialergi.

Menentukan isi KORT

Bagi keluarga muda yang punya anak balita, selain berisi obat dasar, KORT hendaknya berisi tambahan obat yang biasanya dibutuhkan untuk penyakit anak balita. Obat-obat tambahan tersebut adalah:

§ Bedak untuk menghilangkan gatal akibat biang keringat

§ Obat kejang demam bila balita kita pernah mengalami kejang demam. Untuk itu, mintalah nasihat dokter dalam mengantisipasi kejang demamnya. Kalau dokter membekali puyer berisi obat kejang, sebelum menggunakannya, periksa dulu apakah puyer tersebut masih layak pakai. Dokter juga mungkin menganjurkan Anda menyimpan krim diazepam yang tersedia dalam tube kecil untuk dimasukkan ke dubur ketika anak mengalami serangan kejang. Pelajari betul cara penggunaannya.

§ Andrenalin (1 - 2 ampul) bila si kecil sering mimisan. Simpan obat itu untuk dibubuhkan ke kapas dan disumbatkan ke lubang hidung yang berdarah. Obat ini hanya boleh didapat dengan resep dokter, jadi kita perlu melapor ke dokter keluarga bila anak kita mengalami mimisan. Daun sirih yang digulung kemudian dimasukkan ke lubang hidung merupakan cara tradisional yang sama manjurnya.

§ Tablet atau obat hirup salbutamol, atau aminofilin supositoria bila di rumah kita ada penderita asma bronkiale. Perhatikan bahwa obat hirup untuk anak takarannya lebih kecil. Jangan lupa: pelajari betul cara menggunakan obat hirup tersebut.

§ Tablet CTM dan tablet deksametason bila ada anggota keluarga yang menderita alergi terhadap makanan atau obat tertentu. Bila kita yakin bahwa kulit merah dan gatal setelah makan udang itu adalah gejala alergi, segeralah minum kedua tablet tadi masing-masing satu.

Pada keluarga yang lebih lanjut, pola penyakitnya tentu berbeda. Keluhan saluran cerna, mulai dari mual, kembung, mules, sampai ke sembelit; gangguan tidur; penyakit jantung, hipertensi; penyakit kencing manis; dan rematik mewarnai kehidupan keluarga paruh baya atau lanjut usia. Maka obat yang perlu ditambahkan pada KORT meliputi:

§ Berbagai antasida yang digabung dengan obat pelemas usus (antispasmodik). Merek obat ini banyak dan dapat dibeli bebas. Pirenzepin baik sekali untuk mengatasi kelebihan asam lambung, metoklopramid (Primperan) untuk mengatasi mual, sedangkan sediaan bismut dapat mengatasi kembung. Ketiga obat ini merupakan obat wajib apotik.

§ Cairan parafin, seperti yang terdapat dalam Laxadine, dapat dibeli bebas, sementara obat sembelit lain yang dipasarkan dan diiklankan dengan nama Dulcolax merupakan obat bebas terbatas yang penggunaannya harus hati-hati.

§ Obat mules semacam Buscopan, yang harus digunakan di bawah pengawasan dokter. Upaya darurat mengatasi serangan mules, misalnya tengah malam, adalah menghangatkan perut dengan botol panas atau dengan minyak atsiri.

Yang juga perlu diperhatikan, obat batuk berdahak, misalnya, yang mengandung asetilsistein atau bromheksin tidak perlu disimpan dalam KORT sebab kita dapat membelinya esok atau lusa, atau tidak sama sekali karena minum air dalam volume banyak pun sudah sama manjurnya. Selain itu, sirup obat tak baik disimpan lama.

Dalam keadaan tertentu, KORT juga perlu diisi dengan obat-obat khusus. Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain:

§ Tablet isosorbid dinitrat untuk penderita angina pektoris (nyeri dada yang dicetuskan oleh kerja keras dan kegembiraan berlebih). Obat yang penggunaannya diletakkan di bawah lidah ini hanya dapat diperoleh melalui resep dokter. Biasanya dokterlah yang menyarankannya. Supaya pemakaiannya tepat, tanyakan benar cara menggunakannya dan tanda bahaya yang mengharuskan penderita segera menggunakan tablet ini.

§ Obat penenang semacam diazepam mungkin perlu disimpan kalau insomnia sangat mengganggu. Namun, biarlah dokter yang memilih obat penenang terbaik buat pasien, sebab insomnia banyak bentuknya dan berbeda obatnya. Selain itu, pastikan bahwa obat itu aman dari penyalahgunaan oleh anggota keluarga lainnya. Kalau dirasa tidak aman, lebih baik tidak menyimpan obat penenang dalam KORT.

§ Zalf atau jeli yang mengandung diklofenak atau piroksikam mungkin diperlukan untuk radang sendi yang memang berat dan obat gosok biasa mungkin tidak menolong.

Obat khusus lainnya adalah obat-obat yang memang digunakan rutin untuk penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, lemah jantung, kencing manis, tuberkulosis, dan lain sebagainya. Obat-obat ini harus diminum dengan aturan tertentu, jadi pastikan bahwa persediaannya tidak “putus”. Bila obat-obat itu tinggal 2 - 3 tablet saja, segeralah temui dokter untuk periksa ulang atau meminta resep baru.